NAMA : VIONA ROSALINA
NIM : RRA1C110016
SPEKTRONIK
20
Spektronik 20 adalah
suatu alat yang mempunyai rentang panjang gelombang dari 340nm sampai 600nm.
Alat ini hanya dapat mengukur absorbansi dengan sampel larutan yang berwarna.
Sehingga apabila didapatkan
sampel yang tidak berwarna maka sampel itu harus dikomplekkan sehingga sampel
itu dapat berwarna. Larutan yang berwarna dalam tabung reaksi khusus dimasukan
ke tempat cuplikan dan absorbansi atau persen transmitansi dapat dibaca pada
sekala pembacaan.
Sistem optik dari alat
ini dapat dikembangkan sebagai berikut: sumber cahaya berupa lampu tungsten
akan memancarkan sinar polikromatik. Setelah melewati pengatur panjang
gelombang, hanya sinar yang mono kromatik dilewatkan ke larutan dan sinar yang melewati
larutan dideteksi oleh foto detektor.
Alat Spectronic 20
Baush & Lomb merupakan spetrofotometer berkas tunggal. Komponen spectronic
20 yang penting antara lain:
Suatu sumber cahaya yaitu lampu wolfram
yang berkesinambungan yang meliputi daerah 380 – 750 nm (daerah sinar tampak).
Suatu monokromator, yakni suatu komponen untuk menyeleksi pita sempit panjang
gelombang dari spektrum lebar yang dipancarkan oleh sumber cahaya. Suatu wadah
sampel atau cuvet dari gelas/kaca. Suatu detektor, yang berupa tranduser yang
mengubah energi cahaya menjadi suatu isyarat listrik (detektor fotolistrik,
tabung foton). Suatu pengganda (amplifier) dan rangkaian yang berkaitan dalam
membuat isyarat listrik itu dapat terbaca. Suatu sistem baca (skala absorbansi
atau % T dengan jarum penunjuk) yang menyatakan besarnya isyarat listrik.
1. Power switch / Zero Control, berfungsi
untuk menghidupkan alat (yang ditunjukkan oleh nyala lampu Pilot Lamp) dan
pengatur posisi jarum penunjuk (meter) pada angka 0,00% T pada saat Sample
Compartement kosong dan ditutup
2. Transmittance / Absorbance Control,
berfungsi untuk mengatur posisi jarum meter pada angka 100% T pada saat kuvet
yang berisi larutan blanko berada dalam Sample Compartement dan ditutup.
3. Sample Compartement berfungsi untuk
menempatkan larutan dalam kuvet pada saat pengukuran. Selama pembacaan, Sample
Compartement harus dalam keadaan tertutup.
4. Wavelength Control berfungsi untuk mengatur
panjang gelombang (l) yang dikehendaki yang terbaca melalui jendela sebelahnya.
5. Pilot Lamp (nyala) berfungsi
untuk mengetahui kesiapan instrumen.
6. Meter berfungsi untuk membaca posisi
jarum penunjuk absorbansi dan atau transmitansi.
Cara Pengoprasian spektronik 20
- Nyalakan alat spektronik 20 dengan on bila aliran listrik sudah dihubungkan dengan arus AC 220V. maka lampu indikator akan berwarna merah menandakan adanya arus yang mengalir. Biarkan kurang lebih 15 menit untuk memanaskan alat.
- Pilih panjang gelombang yang akan digunakan dengan cara memutar tombol pengatur panjang gelombang
- Atur meter ke pembacaan 0% T dengan memutar tombol pengaturnya
- Masukan larutan belangko (biasanya aquades dalam tabung khusus ke tempat cuplikan
- Atur meter ke pembaca 100%T dengan memutar tombolnya
- Ganti larutan belangkonya dengan larutan cuplikan dan baca absorbansi atau persen trasmitansi yang ditunjukan oleh jarum pada pembaca A/T
- Kalau sudah selesai pengukuran padamkan alat dengan menekan tombol on/off nya
The
Spectronic 20 adalah spektrofotometer yang dikembangkan oleh Bausch & Lomb
dan diluncurkan pada tahun 1953. Jajaran produk yang dijual ke Milton Roy pada
tahun 1985. Milton Roy menjual kelompok instrumen untuk Life Sciences
International, berganti nama Spectronic instrumen, Inc pada tahun 1995.
Spectronic Instrumen dibeli oleh Thermo Optek pada tahun 1997, berganti nama
Spectronic-Unicam pada tahun 2001 dan Thermo-Spectronic pada tahun 2002 masuk
tahun 2003 lini produk dipindahkan ke Madison, WI dan merek berganti nama
menjadi Thermo Electron. Dengan penggabungan Thermo Fisher Scientific Electron
dan pada tahun 2006 berubah menjadi merek Thermo Scientific, dan tetap seperti
itu sampai akhir proses produksi. Spectronic 20 instrumen ditemukan di
laboratorium hari ini mungkin menanggung salah satu Bausch and Lomb, Milton
Roy, Spectronic, Thermo Electron atau Ilmiah Thermo merek.
Desain asli
digunakan dial analog untuk pembacaan penularan dari 100% menjadi T T 1% (skala
atas), 0A - 2A (skala yang lebih rendah). Menggunakan instrumen asli
membutuhkan pengaturan manual dari panjang gelombang dan bacaan membuat dari
layar bergerak-jarum analog. The 20D Spectronic (diluncurkan tahun 1985) dan
kemudian 20D + menggantikan tombol analog dengan pembacaan LED merah,
menawarkan presisi lebih besar dalam pembacaan, jika tidak akurasi yang lebih
besar dalam membaca yang sebenarnya. Spectronic 20 adalah kasar, akurat dalam
batas-batas bandwidth 20nm spektral, dan mudah digunakan. Ini instrumen
terhormat terjual sekira 600.000 unit selama menjalankan produksi hampir 60 nya
tahun. Versi meter dan pendidik dihentikan pada bulan Desember 2010 dan 20D +
dihentikan pada akhir tahun 2011. Lebih dari 300.000 Spectronic 20 instrumen
diyakini tetap digunakan di laboratorium kimia di kedua pengaturan komersial
dan pendidikan di seluruh dunia.
The Spectronic
20 digantikan oleh Spectronic 200 di lini spektrofotometer Ilmiah produk
Thermo. Model baru ini menggunakan detektor array dan kontrol digital dari
panjang gelombang diukur, sementara tetap mempertahankan tombol λ karakteristik
dari SPEC 20 untuk mengatur panjang gelombang. Selain mereplikasi mode pengguna
dari SPEC 20D + (yang dapat menandingi pada layar LCD warna) SPEC 200
mengakomodasi kedua tes-tabung dan cuvettes persegi tanpa perlu menginstal
adaptor. Software mode dalam instrumen baru
termasuk pemindaian, empat pengukuran panjang gelombang secara simultan dan
analisis kuantitatif dengan hingga empat standar, berbeda dengan + 20D SPEC
yang ditawarkan kalibrasi satunya titik tunggal.
Instrumen
kimia modern spektronik 20
Alat Spektronik 20 adalah suatu alat
yang mempunyai rentang panjang gelombang dari 340nm sampai 600nm. Alat ini
hanya dapat mengukur absorbansi dengan sampel larutan
yang berwarna. Sehingga apabila didapatkan sampel yang
tidak berwarna maka sampel itu harus dikomplekkan sehingga sampel itu dapat
berwarna. Larutan yang berwarna dalam tabung reaksi khusus dimasukan ke tempat
cuplikan dan absorbansi atau persen transmitansi dapat dibaca pada sekala
pembacaan. Sistem optik dari alat ini dapat dikembangkan sebagai berikut:
sumber cahaya berupa lampu tungsten akan memancarkan sinar polikromatik.
Setelah melewati pengatur panjang gelombang, hanya sinar yang mono kromatik
dilewatkan ke larutan dan sinar yang melewati larutan dideteksi oleh foto
detektor.
Para kimiawan telah lama menggunakan
warna sebagai bantuan dalam mengenali zat-zat kimia. Spektrofotometri dapat
dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual yang dengan studi lebih
mendalam dari absorbsi energi radiasi oleh macam-macam zat kimia memperkenankan
dilakukannya pengukuran ciri-cirinya serta kuantitatifnya dengan ketelitian
yang lebih besar. Dengan menggantikan mata manusia dengan pelacak-pelacak lain
dari radiasi dimungkinkan studi dari absorbsi di luar daerah terlihat spektrum,
dan seringkali percobaan-percobaan spektrofotometrik dapat dilakukan secara
otomatik. Dalam penggunaannya pada masa sekarang, istilah spektrofotometri
mengingatkan pengukuran berapa jauh energi radiasi diserap oleh suatu sistem
sebagai fungsi panjang gelombang dari radiasi, maupun pengukuran absobsi
terisolasi pada suatu panjang gelombang tertentu
(Underwood, 1986)
Dalam analisis spektrofotometri
digunakan suatu sumber radiasi yang menjorok ke dalam daerah ultraviolet
spektrum itu. Dari spektrum ini, dipilih panjang-panjang gelombang tertentu
dengan lebar pita kuarng dari 1 nm. Proses ini memerlukan penggunaan instrumen
yang lebih rumit dan karenanya lebih mahal. Instrumen yang digunakan untuk
maksud ini adalah spektrofotometer, dan seperti tersirat dalam nama ini,
instrumen ini sebenarnya terdiri dari dua instrumen dalam satu kotak sebuah
spektrometer dan sebuah fotometer
(Bassett et. all., 1994).
Suatu spektrofotometer standar
terdiri atas spektrofotometer untuk menghasilkan cahaya dengan panjang
gelombang terseleksi yaitu bersifat monokromatik serta suatu fotometer yaitu
suatu piranti untuk mengukur intensitas berkas monokromatik, digabungkan
bersama dinamakan sebagai spektrofotometer
(Khopkar, 2003).
Bila cahaya (monokromatik maupun
campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan
dipantulkan, sebagian di serap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Jika
intensitas sinar masuk dinyatakan oleh Io, Ia intensitas sinar terserap, It
intensitas sinar diteruskan, Ir intensitas sinar terpantulkan, maka: Io = Ia +
It + Ir
Untuk antar muka udara-kaca sebagai akibat penggunaan sel kaca, dapatlah dinyatakan bahwa sekitar 4 persen cahaya masuk dipantulkan. Ir biasanya terhapus dengan penggunaan suatu kontrol, seperti misalnya sel pembanding, jadi: Io = Ia + It
Untuk antar muka udara-kaca sebagai akibat penggunaan sel kaca, dapatlah dinyatakan bahwa sekitar 4 persen cahaya masuk dipantulkan. Ir biasanya terhapus dengan penggunaan suatu kontrol, seperti misalnya sel pembanding, jadi: Io = Ia + It
(Bassett et. all., 1994)
Spektrum absorbsi dapat diperoleh
dengan menggunakan bermacam-macam bentuk contoh: gas, lapisan tipis cairan,
larutan dalam bermacam-macam pelarut, dan bahkan padat. Kebanyakan pekerjaan
analitik menyangkut larutan, dan kita diharapkan di sini untuk mengembangkan
satu uraian kuantitatif dari hubungan konsentrasi larutan dan kemampuannya
untuk menyerap radiasi. Pada waktu yang sama, kita harus sadar bahwa besarnya
absorbsi akan tergantung juga pada jarak yang dijalani oleh radiasi melewati
larutan (Underwood, 1986).
Hukum Lambert
Hukum ini menyatakan bahwa bila
cahaya monokromatik melewati medium tembus cahaya, laju berkurangnya intensitas
oleh bertambahnya ketebalan, berbanding lurus dengan intensitas cahaya. Ini
setara dengan menyatakan bahwa intensitas cahaya yang dipancarkan berkurang
secara eksponensial dengan bertambahnya ketebalan medium yang menyerap. Atau
dengan menyatakan bahwa lapisan manapun dari medium itu yang tebalnya sama akan
menyerap cahaya masuk kepadanya dengan fraksi yang sama. hukum ini dapat
dinyatakan oleh persamaan diferensial.
Hukum Beer
Sejauh ini telah dibahas absorbsi
cahaya dan transmisi cahaya untuk cahaya monokromatik sebagai fungsi ketebalan
lapisan penyerap saja. Tetapi dalam analisis kuantitatif orang terutama
berurusan dengan larutan. Beer mengkaji efek konsentrasi penyusun yang berwarna
dalam larutan, terhadap transmisi maupun absorbsi cahaya. Dijumpainya hubungan
yang sama antara transmisi dan konsentrasi seperti yang ditemukan Lambert
antara transmisi dan ketebalan lapisan, yakni intensitas berkas cahaya
monokromatik berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya konsentrasi zat
penyerap secara linier. Ini dapat ditulis dalam bentuk: It = I0 . e-k’c = I0 . 10-0,4343k’c = I0 .
10-K’c
(Bassett et. all., 1994).
(Bassett et. all., 1994).
Spektrofotometer adalah alat untuk
mengukur transmitans atau absorbans suatu contoh sebagai fungsi panjang
gelombang; pengukuran terhadap suatu deretan contoh pada suatu panjang
gelombang tunggal mungkin juga dapat dilakukan. Alat-alat demikian dapat
dikelompokkan naik sebagai manual atau perekam, maupun sebagai sinar-tunggal
atau sinar-rangkap. Dalam praktek, alat-alat sinar tunggal biasanya dijalankan
dengan tangan dan alat-alat sinar-rangkap biasanya menonjolkan pencatatan
spektrum absorbsi, tetapi adalah mungkin untuk mencatat satu spektrum dengan
suatu alat sinar tunggal. Unsur-unsur terpenting suatu spektrofotometer adalah
sebagai berikut:
1. Sumber energi radiasi yang
kontinyu dan meliputi daerah spektrum, di mana alat ditujukan untuk dijalankan.
2. Monokhormator, yang merupakan
suatu alat untuk mengisolasi suatu berkas sempit dari panjang gelombang-panjang
gelombang daru spektrum luas yang disiarkan oleh sumber (tentu saja tepat monokhromatisitas
tidak dicapai).
3. Wadah untuk contoh
4. Detektor yang merupakan suatu
transducer yang mengubah energi radiasi menjadi isyarat listrik
5. Penguat dan rangkaian yang
bersangkutan yang membuat isyarat listrik cocok untuk diamati. 6. Sistem
pembacaan yang dapat mempertunjukkan besarnya isyarat listrik.
(Underwood, 1986).
(Underwood, 1986).
DAFTAR
PUSTAKA
Bassett, J., R.C. Denney, G.H. Jeffery, dan J. Mendham, 1994, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Day, R.A dan Underwood, A.L., 1986, Analisis
Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta.
Khopkar, S.M., 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta
Khopkar, S.M., 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta